Saturday, October 19, 2013

Resensi Novel: Badminton Freak

Hai-hai...!

Saya datang lagi dengan membawa sebuah resensi novel kesayangan saya, Badminton Freak! Sebenarnya, ini lagi-lagi adalah tugas sekolah tapi nggak apa-apa lah ya..buat bantu referensi teman-teman semua. Oke, langsung saja..

A. PENDAHULUAN



Judul : Badminton Freak
Pengarang : Stephanie Zen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2010
Tebal Buku : 240

Sinopsis :

Novel Badminton Freak! Adalah salah satu karya dari novelis Stephanie Zen. Kecintaannya pada bulu tangkis membuatnya ingin menjadi atlet, namun hidup tak selalu manis. Cita-cita yang kandas tersebut akhirnya
membuat penulis ini menuangkan semua obsesi, kekaguman, kecintaan, kehilangan dan harapannya tersebut dalam buku ini. 

Gara-gara histeria kedua tantenya saat menonton Ricky Subagja dan Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Fraya Aloysa Iskandar jatuh cinta pada bulutangkis. Momen saat Ricky dan Rexy merebut medali emas untuk Indonesia begitu memukau Fraya kecil, hingga ia memutuskan harus jadi atlet bulutangkis! 

Tapi kini, di usianya yang kedelapan belas, Fraya terpaksa menerima kenyataan bahwa cita-citanya tak terwujud. Semua karena Mama melarangnya masuk klub bulutangkis sedari Fraya kecil. Fraya hanya bisa menyalurkan cintanya pada bulutangkis melalui ekskul di sekolah, yang tentu saja tak cukup untuk menampung bakat dan ambisinya yang besar. 

Seakan semua itu belum cukup, Fraya juga harus menerima bahwa pacarnya, Albert, lebih suka ia jadi anggota cheerleaders daripada berjibaku mengejar shuttle cock di lapangan. Padahal, apa sih asyiknya pakai rok mini lalu loncat-loncat sambil pegang pom-pom? 

Ketidaksukaan Albert pada bulutangkis memuncak ketika Fraya membohonginya demi bisa menonton kejuaraan Thomas-Uber Cup di Istora Senayan. Albert marah besar, dan menghukum Fraya dengan cara melarangnya nonton Thomas-Uber Cup live selama sisa pergelaran itu. Padahal, untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun tim Uber Indonesia berhasil masuk final! 

Tidak tahan dengan tekanan yang diberikan Albert, Fraya lebih memilih untuk mempertakankan pacar yang lebih dicintainya, bulu tangkis. Namun itu juga belum bisa membuatnya keluar dari tekanan masalah akan cita-citanya yang tidak tercapai. 

Hingga akhirnya Djarum Indonesia Super Series datang! Sebuah angin segar baginya bisa kembali menyantroni Istora setiap hari untuk menonoton bulu tangkis tanpa ada pacar yang melarang-larangnya. Lewat acara bergengsi itu juga Fraya dipertemukan dengan Edgar Satria sang atlet nasional yang pada akhirnya membuat perubahan cukup besar bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya. 

B. ISI
1. Tema : Olahraga
2. Amanat : Jangan pernah berhenti untuk mewujudkan keinginnan atau cita-cita.
3. Latar :
  • Tempat : Rumah Fraya, SMA Fraya, Istora Senayan, Cafe 
  • Waktu : pagi, siang, sore, dan malam. 
4. Sudut pandang : orang pertama pelaku utama

5. Tokoh dan penokohan :
  • Fraya : baik, sopan, pantang menyerah, penyayang. 
  • Adisty : baik, cerewet, centil. 
  • Albert : sopan, baik, egois. 
  • Sharleen : baik, bijaksana, pantang menyerah, setia kawan. 
  • Edgar : baik, sopan, ramah. 
  • Claudia : usil, cerewet, centil, penyayang. 
  • Mama Fraya : Baik, penyayang, bijaksana, perhatian. 
  • Shendy : baik, bijaksana, ramah, pekerja keras. 
  • Pak Richard : baik, bijaksana, perhatian. 
  • Tante Wenny : bijaksana, baik. 
  • Charles dan Wilson : baik, setia kawan, usil. 
6. Alur : alur maju

C. KESIMPULAN
Cerita remaja yang dikemas secara apik ini akan membawa kita pada perasaan dimana setiap orang pasti pernah mempunyai keinginan untuk menjadi atlet bulu tangkis. Penggunaaan bahasa yang mudah dipahami semakin membawa kita larut dalam cerita ini. Walaupun ide dan konflik dalam cerita ini terbilang biasa, namun cerita ini mampu membangkitkan rasa nasionalisme kita dan menjadi renungan bahwa apa yang telah kita lakukan untuk negara ini, Indonesia.

No comments:

Post a Comment