Thursday, April 26, 2018

Berdiri Di Kaki Sendiri

Sejak kita ada di dunia, sebenarnya itu adalah hasil usaha kita sendiri. Tapi mendengar kata "sendiri", itu terdengar angkuh. Bahwasannya ada campur tangan dalam usaha itu, yaitu dari Allah, orang tua, bahkan bidan atau dokter yang membantu persalinan saat kita dilahirkan di dunia. Tapi itu semua juga sia-sia jika kita tidak bertahan.

Saya meyakini bahwa kita, setiap makhluk Allah pasti memiliki semacam "gen" itu. Dari lahir saja, kita tidak terlepas dari yang namanya usaha. Dari kecil kita juga sudah diajarkan orang tua kita untuk berusaha, bagaimana kita berlatih dari tengkurap, merangkak, berjalan, sampai akhirnya kita bisa berlari dengan kaki kita sendiri. Jika dipikirkan apakah kamu tidak bangga dengan dirimu sendiri?

Seharusnya kita sudah terbiasa dengan yang namanya usaha. Lantas kenapa saat beranjak dewasa, kebanyakan dari kita malah malas untuk berusaha. Malas untuk bersusah-susah demi mendapatkan apa yang kita inginkan. Maunya yang instan, cepat, nggak perlu nunggu lama. Kita jadi semakin anti untuk berpikir, padahal Allah memberi kita akal dan pikiran yang seharusnya menjadi kelebihan kita karena manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang memilikinya. Akhirnya selain malas, kita jadi menggantungkan diri pada orang lain. 

Contoh kecilnya, saat di sekolah pasti ada masa dimana kita minta contekan ke teman, baik itu saat ulangan ataupun PR. Sekarang jika dipikir, kenapa kita harus minta contekan? Karena kita malas untuk belajar. Tidak ada usaha kita untuk berdiri di kaki kita sendiri. Padahal jika kita meluangkan waktu sedikit saja untuk belajar atau mengerjakan PR, kita tidak perlu mencontek. Tidak perlu takut ketauan guru jika ketauan mencontek. Tidak perlu takut dihukum jika tidak mengerjakan PR. Yang lebih penting lagi disini, kita jadi terbiasa untuk berdiri di kaki kita sendiri. Tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain. Bukankah lebih berharga jika meluangkan waktumu untuk berusaha dan mengasah kemampuanmu sendiri daripada harus menggunakan waktumu untuk menunggu dari orang lain?

Saya tahu, berusaha tidak selamanya selalu mulus. Pasti disana ada kerikil, batu besar, atau lubang yang becek. Tapi apalah artinya itu semua jika kita sudah pernah jatuh bangun saat berlatih berjalan. Kita juga sudah pernah jatuh karena lubang saat berlatih naik sepeda. Kita akhirnya terbiasa untuk bangun bukan? Jika berat, bukankah masih ada lantai untuk bersujud? Duduk dan istirahatlah sebentar, ceritakan apa yang membebanimu, mintalah petunjuk dariNya. Allah lah yang selalu ada, bahkan saat orang tuamu tidak disampingmu. Dan Allah sudah menjanjikan jika kita berusaha, maka Allah yang akan memenuhinya.

Banggalah untuk berdiri di kakimu sendiri. Namun jangan lupa untuk bersujud. Dan saat jatuh, jangan lupa untuk kembali berdiri dengan kakimu sendiri.

No comments:

Post a Comment