Monday, April 9, 2018

Kyungsoo's Tinkerbell - Cerita

Matahari masih terlihat malu-malu menampakkan sinarnya ketika kedua mata itu terbuka. Ia mengerjap sebentar sebelum akhirnya berguling ke pinggir tempat tidurnya dan melihat jam weker kecil berwarna biru itu. Jam itu bahkan belum menunjukkan pukul setengah enam tepat dan dia sudah tidak bisa kembali memejamkan matanya. Padahal tadi dia baru tidur sekitar sekitar pukul tiga dini hari karena semalam harus menyelesaikan laporan kuliahnya. Sebenarnya dia masih lelah tapi matanya tidak bisa diajak berkompromi dengan tubuhnya. Dia bisa saja tidur lagi dan bangun saat matahari tepat diatas kepala tapi kukatakan sekali lagi, matanya tidak bisa diajak berkompromi.

“Kau benar-benar menunggu untuk bertemu rupanya.” Gumamnya mengeluh sambil menatap langit-langit kamarnya.

Jadi dia bangun dengan malas sambil menggelung rambutnya yang panjang. Kakinya diseret mendekati jendela balkon lalu menyibak gorden yang menutupinya. Diluar masih gelap dan dinginnya udara yang masuk dari bawah celah pintu balkon terasa sedikit menusuk. Mengingat hawa dingin yang tidak bersahabat dia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu balkon dan kembali ke tempat tidurnya.

“Seharusnya aku bisa tidur lebih lama.” Ia kembali mengeluh.

Setelah menyambar iphone yang tergeletak di nakas, jarinya bermain sebentar disana. Yang dia buka masih sama– surel yang ia terima seminggu yang lalu, surel yang dikirim oleh orang yang selama empat tahun ini juga tidak pernah absen memenuhi inboxnya setiap minggu. Jika dilihat dari waktu pengiriman berarti hari ini memang tepat seminggu yang dijanjikan. Dia memang tidak terlalu peduli dengan kebenaran isi surel itu tapi tetap saja sebagian hatinya mengharap sebaliknya. Jika memang benar– berarti hari ini dia pulang.

“Memangnya kenapa kalau dia pulang?”

Gadis itu membuang iphone-nya sembarangan diatas kasur lalu pergi ke kamar mandi. Dia memang tidak peduli tapi sayangnya dia sendiri tidak bisa meredam gejolak dihatinya. Sayang sekali, kau mungkin harus menemuinya gadis manis.

.

.

Sudah selama kurang lebih satu jam dia bolak-balik dari kamar mandi untuk berganti pakaian. Diatas kasurnya sudah penuh dengan baju yang terlihat sudah tidak licin lagi, beberapa malah harus merelakan dirinya tergeletak di lantai. Sebenarnya dia sudah cukup bagus menggunakan jeans, kemeja, dan sweter untuk luarannya tapi tetap saja dia merasa tidak percaya diri. Hari ini adalah pertama kalinya sejak empat tahun yang lalu, dia akan bertemu dengannya hari ini. Seseorang yang dulu pergi secara mendadak, dan dia benci itu. Maksudku, mereka memiliki hubungan yang bisa dikatakan tidak sepele, tapi bahkan orang itu baru memberitahu perihal kepergiannya sehari sebelum dia pergi. Orang itu benar-benar menjengkelkan. Tapi sayangnya dia juga merindukannya.

Gadis itu ingat dulu saat minggu-minggu pertama setelah kepergiannya, dia merasakan sesuatu memang ada yang hilang. Seperti sebagian jiwanya telah dihisap oleh Dementors,  kebahagiannya telah dihisap hingga susah sekali rasanya untuk bernapas. Kenangan indahnya hanya menari-nari bagaikan kepulan asap dari cerobong kereta api, hanya terus menari lalu meninggalkannya sendiri. Dia merindukannya. Dia merindukan orang itu hingga dadanya terasa penuh. Dia kesulitan bernapas karena sumber oksigen utamanya pergi, dan dia merasa lelah. Tapi bagaimanapun dia merasa lelah dia tak mau mencari sumber energi yang lain. Bagaimanapun dadanya terasa sesak hatinya tetap tak ingin mengambil oksigen dari tempat lain. Bagaimanapun dia tetap ingin menunggu hingga orang itu kembali, tetap memegang janji orang itu bahwa dia akan tetap berpegang padanya.

Jadi hari ini dia kembali.

Dia kembali.

Hari ini penantiannya akan berakhir, orang itu datang. Dan dia ingin tampil cantik di depannya. Ia tahu orang itu tidak akan mempermasalahkan bagaimana penampilannya, pakaian apa yang dikenakannya, bagaimana dia mengatur rambutnya– itu tidak jadi masalah. Tapi dia hanya ingin tampil cantik.

.

.

Sudah dua jam dia menunggu di taman, seharusnya orang  itu sudah datang. Matahari sudah hampir tepat berada diatas kepala dan kalau saja ini adalah musim panas, kulitnya pasti sudah habis terbakar matahari. Dia menggunakan dress hijau selutut tanpa lengan berbahan sifon, cukup gila untuk dipakai saat musim gugur seperti ini. Mantelnya tidak banyak membantu. Tubuhnya sedikit menggigil dan wajahnya mulai memucat.

“Kau pasti datang kan?”

.

“Kyungsoo, apakah tidak apa-apa jika aku menggunakan dress ini? Sepertinya ini terlalu sederhana?” Yoo Eun bertanya pada Kyungsoo yang sedang menunggunya sambil membaca buku.

“Tidak apa-apa, kau terlihat manis.” Kyungsoo kembali mengarahkan matanya pada buku.
Kyungsoo harusnya tidak terburu-buru melihat buku kembali, seharusnya dia menyempatkan sejenak melihat wajah gadis itu yang sudah memerah tersipu. 
“Lalu, bagaimana dengan rambutku? Apakah aku harus menggelungnya atau membiarkannya tergerai seperti ini?” Yoo Eun bertanya kembali seraya mengatur rambut panjangnya di depan cermin.
“Mm..entahlah, aku menyukai semuanya.” Kyungsoo lalu melihat Yoo Eun sebelum melanjutkan,
“Bagaimanapun kau mengatur rambutmu– kau tetap cantik.” Kyungsoo mengatakannya dengan nada rendah dan wajah kelewat datar. Harusnya ini terlihat manis jika Kyungsoo mau sedikit saja menarik ujung bibirnya, tapi ini tetap saja manis.

Yoo Eun menyukainya karena ini memang gaya Kyungsoo.

.

.

From: dokyungsoo@xxx.xxx
Hai Yoo Eun-nie...
Bagaimana kabarmu minggu ini? Ini sudah genap 4 tahun. Kenapa kau masih tidak membalas surelku? Kau tidak merindukanku? Nan manhi bogoshipo, bogoshipda chagia..
Seminggu lagi aku pulang, bukankah sudah kukatakan minggu lalu bahwa aku sudah menyelesaikan kuliahku. Tenang saja, aku tak akan meminta kau untuk menjemputku di bandara. Tapi, maukah kau datang ke tempat kita? Aku akan menunggumu, sampai bertemu minggu depan sayang..
Saranghae...
.

.

p.s.
Well cerita ini entah kapan aku nulisnya, yang jelas waktu aku masih suka-sukanya sama EXO waktu mereka comeback dengan album XOXO. Kalau kamu kpopers pasti tau dong lagu-lagu mereka di album ini itu bikin kita ngrasa lagi jatuh cinta lol~ By the way aku share ini ga ada maksud apa-apa, aku cuma lagi suntuk sama skripsi dan buka-buka folder lamaku malah nemuin ini. Aku tau tulisanku ga terlalu bagus, kadang absurd tapi aku suka aja sama cerita ini. Semoga kalian suka yaa, khususnya exo-l haha
Aku sebenernya bukan exo-l, lebih ngfans sama Super Junior sih. Tapi tiap dengerin lagunya EXO entah kenapa selalu ada ide buat nulis cerita. Mungkin faktor zaman kali ya, secara yang umurnya deketan sama aku itu si EXO daripada Suju yang udah kayak ahjussi-ahjussi lol~ 

xoxo

No comments:

Post a Comment